JAKARTA — Foto yang diunggah akun Twitter Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, @dinaslhdki, mengundang polemik. Foto yang diambil Ari Wibosono dari Jalan Benyamin Sueb, Kecamayan Kemayoran, Jakarta Pusat, belum lama ini, dengan latar belakang pemandangan Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Bogor, menjadi bahan pembicaraan warganet (netizen).
Akun @dinaslhdki menulis caption, “Pemandangan Gunung Gede Pangrango di Kemayoran Jakarta Pusat pagi ini, menandakan kualitas udara sedang bersih. Jl.Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Photo @wibisono.”
Tidak sedikit yang mengecam foto itu hasil manipulasi. Bahkan, ada warganet yang mengaitkan foto itu dengan kinerja Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dalam mengatasi polusi udara di Jakarta. Mereka mengecam Anies yang seolah-seolah bekerja baik dengan memakai foto palsu.
Bahkan, fotografer senior Arbain Rambey lewat akun Twitter, @arbainrambey, menuding foto tersebut hasil tempelan. “Ini foto tempelan. Untuk dapat Pangrango segeda gitu, butuh tele panjang, lalu motret dari jauh. Melihat perbandingan mobil depan dan belakangnya, jelas tak memakai tele panjang,” katanya menegaskan.
Fotografer Ari Wibisono yang kerap memotret pemandangan Ibu Kota pun membantah jika foto hasil karyanya merupakan tempelan dua foto yang digabung menjadi satu. Dia mengklarifikasi jika foto itu benar-benar diambilnya dari Kemayoran. Hanya saja, memang latar belakang Gunung Gede Pangrango diedit agar terlihat jelas.
Sehingga ada kesan udara di Jakarta benar-benar bersih. Meski begitu, foto tersebut benar-benar diambil dari Kemayoran, bukan rekayasan. Republika pada Kamis (18/2) pagi WIB sudah mengirim pesan untuk mengutip klarifikasi bahwa foto yang diambilnya benar-benar asli.
“Klarifikasi saya terkait foto Gede Pangrango di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat yang sangat kecewakan ada fotografer senior memberikan statement bahwa foto saya ‘tempelan’. Saya berkolaborasi dengan Mas Rifky Widianto dengan memaparkan file asli jepretan saya, hasil kerja keras dan mengabarkan kepada warga Jakarta tentang kondisi “JakartaLangitBiru,” katanya lewat akun Instagram pribadinya.
Setelah mendapat penjelasan, Arbain pun mengunggah foto asli karya Ari. Hanya saja, ia tidak meminta maaf dan masih menulis foto itu berupa tempelan. “Akhir diskusi ini sederhana. Memang background-nya jadi tempelan karena olah digital yang kelas berat seperti di foto yang disebut aslinya ini,” katanya.
Akun Naufal Firman Yursak, @firmanyursak, pun membuat status sindiran kepada Arbain. “Emang kalau udah merasa master jadi suka susah ngakuin salah….”